Di Indonesia, udang jenis ini disebut rebon. Sedangkan di
mancanegara, lebih dikenal dengan nama terasi shirmp, karena udang asli
Indonesia ini jarang sekali dikonsumsi segar. Tapi lebih sering
dinikmati dalam bentuk olahan seperti abon, kerupuk udang maupun terasi.
Memang kiprah udang rebon di masyarakat sering dikatagorikan sebagai
udangnya kaum marginal. Namun siapa sangka, dibalik bentuknya yang
mungil itu tersimpan manfaat luar biasa bagi balita. Dalam 100 gram
udang rebon segar itu mengandung protein sekitar 16,2 gram. Kadungan ini
hampir sama dengan kandungan protein pada udang segar. Karena itu
anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan disarankan banyak
mengkonsumsi udang rebon. Bahkan udang rebon efektif dalam memperbaiki
gizi bagi anak malnutrisi (kurang gizi).
Rebon sangat baik bagi anak dibawah umur satu tahun. Satu sendok
makan rebon dapat memenuhi kebutuhan proteinnya. Secara umum, kebutuhan
kalori pada balita itu sekitar 400 hingga 600 kalori, dan untuk protein
biasanya 15 sampai 25 gram.
Pada anak-anak, protein sangat berperan dalam perkembangan sel otak.
Sengkan pada orang dewasa, bila tejadi luka atau memar, protein dapat
membangun kembali sel-sel yang rusak. Protein juga bisa menjadi bahan
untuk energi bila keperluan tubuh akan karbohidrat dan lemak tidak
terpenuhi. Protein pada udang rebon temasuk protein lengkap karena
memiliki semua asam amino esensial.
Keunggulan lain dari udang adalah kalsiumnya yang tinggi. 100 gram
udang rebon segar mengandung 757 mg kalsium, sedangkan dalam 100 gram
udang rebon yang sudah dikeringkan sebanyak 2.306 mg. Dengan demikian,
mengkonsumsi udang rebon sangat baik dalam mencegah osteoporosis.
Disamping itu juga, udang rebon mempunyai kandungan fosfor yang cukup
tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar